Monday 24 October 2016

belajar teori Alfred Adler

TEORI ADLER

Image result for alfred adler


  1.0            Biografi Alfred Adler
Alfred Adler dilahirkan di Wina pada tanggal 9 Pebruari 1870. Adler menghabiskan pembelajaranya dalam jurusan kedoktoran di Universiti Wina pada tahun 1895. Pada mulanya Adler mengambil jurusan dalam Opthamologi dan kemudian bertukar kepada jurusan psikiatri. Pada mulanya Adler bekerja sama dengan Freud dan menjadi anggota serta akhirnya menjadi presiden “Masyarakat Psikoanalisis Wina”. Namun dia segera mngembangkan pendapat sendiri yang menyimpang dari pendapat Freud, yang akhirnya menyebabkan dia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden serta dari keanggotaannya dalam “Masyarakat Psikoanalisis Wina” tersebut pada tahun 1911 dan mendirikan aliran baru yang diberi nama “Individual Psychologie”.
Sejak tahun 1935 Adler menetap di Amerika Serikat. Di sana dia melanjutkan pembelajarannya sebagai ahli penyakit syaraf dan juga menjadi guru besar dalam psikologi medis di Long Island College of Medicine. Dia meninggal di Scotlandia pada tahun 1937, ketika sedang dalam perjalanan untuk memberikan ceramah-ceramah.

  2.0            Pengenalan
Teori yang kami kaji ialah teori Adlerian ataupun dikenali sebagai psikologi individu Alfred Adler yang merupakan salah satu daripada aliran teori kognitif yangmembawa maksud berfikir. Teori Adlerian mempunyai fokus terhadap keunikan yangdimiliki oleh setiap manusia dan Adler menolak mengenai desakan seksual yangmenentukan personaliti seseorang individu. Setiap individu mengalami fenomenapsikologi yang berbeza tetapi bersifat konsisten untuk mencapai kehendak superioritiiaitu matlamat individu seseorang dan perasaan inferioriti pula iaitu perasaan rendahdiri akan menyebabkan kegagalan seseorang itu berdepan dengan segala cabaranhidup. Kematangan seseorang dapat dilihat melalui pandangan individu itu terhadap kehidupan sosialnya.
Menurut Adler jika seseorang berusaha membantu orang lain maka dia sebenarnya sedang membantu dirinya dalam mencapai matlamat.. Usaha yang dibuat untuk menyumbang kepada kebajikan masyarakat akan membantu individu tersebut untuk menyesuaikan diridengan baik di samping dapat mengurangkan perasaan sunyi dan tertekan. Selain itu Adler sangat percaya bahawa layanan ibu bapa berbeza terhadap turutan kelahiran setiap anak tersebut dan daripada layanan semasa peringkat awalinilah yang akan memberi kesan timbulnya reaksi inferioriti dalam diri anak#anakseterusnya mempengaruhi pembentukan personaliti unik dan gaya hidup merekaapabila dewasa kelak. Malah desakan hidup seseorang itu sebenarnya menjadi titiktolak terhadap perkembangan personaliti individu itu sendiri. Tambahan lag Adler percaya bahawa kita seringkali menjadi mangsa kepada salah penerimaan tentang kehidupan kita yang berasaskan kepada kepalsuan atau ketidak tepatan pemahaman tentang masa lampau dan akhirnya mempengaruhi pilihan yang kita buat dalam hidup kita. Namun begitu Adler menyatakan bahawa melalui proses yang terapeutik individu dapat memahami gaya hidupnya dan salah penerimaan seterusnya membuat perubahan yang teliti dan berkesan.

  3.0            Pandangan Terhadap Manusia
Ada tujuh prinsip yang terkandung dari teori Psikologi Individual Adler, iaitu :
                   I.            Prinsip Rasa Rendah Diri (Inferiority Principle)
Adler meyakini bahwa manusia dilahirkan disertai dengan perasaan rendah diri. Seketika individu menyadari eksistensinya, ia merasa rendah diri akan perananya dalam lingkungan. Individu melihat bahwa banyak mahluk lain yang memiliki kemampuan meraih sesuatu yang tidak dapat dilakukannya. Perasaan rendah diri ini mencul ketika individu ingin menyaingi kekuatan dan kemampuan orang lain. Misalnya, anak merasa diri kurang jika dibandingkan dengan orang dewasa. Karena itu ia terdorong untuk mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi. Jika telah mencapai taraf perkembangan tertentu, maka timbul lagi rasa kurang untuk mencapai taraf berikutnya. Demikian seterusnya, sehingga individu dengan rasa rendah dirinya ini tampak dinamis mencapai kesempurnaan dirinya. Teori Adler mengenai perasaan rendah diri ini berawal dari pengamatannya atas penderitaan pasien-pasiennya yang seringkali mengeluh sakit pada daerah tertentu pada tubuhnya, mengenai psikosomatis, Adler mengatakan bahwa rasa sakit yang diderita individu sebenarnya adalah usaha untuk memecahkan masalah-masalah nonfisik. Keadaan tersebut, menurut Adler disebabkan adanya kekurang sempurnaan pada daerah-daerah tubuh tersebut, yang dikatakannya sebagai organ penyebab rendah diri (organ inferiority). Jadi manusia lahir memang tidak sempurna, atau secara potensial memiliki kelemahan dalam organ tubuhnya. Adanya stress menyebabkan organ lemah ini terganggu. Karenanya, setiap orang selalu berusaha mengkompensasikan kelemahannya dengan segala daya. Dalam hal ini usaha kompensasi ini ditentukan oleh gaya hidup dan usaha mencapai kesempurnaan (superior). Berkenaan dengan perasaan rendah diri dalam kondisi organik, Adler menciptakan istilah masculine protest, yakni istilah yang dimaksud untuk menerangkan perasaan rendah diri atau inferior ini dihubungkan dengan kelemahan (weakness) dan kewanita-wanitaan (femininity). Istilah ini merupakan suatu dinamika kepribadian manusia yang utama, karena hal ini merupakan usaha individu dalam mencapai kondisi yang kuat dalam mengkompensasikan perasaan rendah dirinya.
                II.            Prinsip Superior (Superiority Principle)
Memandang prinsip superior terpisah dari prinsip inferior sesungguhnya keliru. Justru kedua prinsip ini terjalin erat dan bersifat komplementer. Namun karena sebagai prinsip, kedua istilah ini berbeda, maka pembahasannya pun dibedakan, kendati dalam operasionalnya tak dapat dipisahkan. Sebagai reaksi atas penekanan aspek seksualitas sebagai motivator utama perilaku menurut Freud, Adler beranggapan bahwa manusia adalah mahluk agresif dan harus selalu agresif bila ingin survive. Namun kemudian dorongan agresif ini berkembang menjadi dorongan untuk mencari kekuatan baik secara fisik maupun simbolik agar dapat survive. Demikian banyak pasien Adler yang dipandang kurang memiliki kualitas agresif dan dinyatakan sebagai manusia tak berdaya. Karenanya, yang diinginkan manusia adalah kekuatan (power). Dari sini konsepnya berkembang lagi, bahwa manusia mengharapkan untuk bisa mencapai kesempurnaan (superior). Dorongan superior ini sangat bersifat universal dan tak mengenal batas waktu. Bagi Adler tak ada pemisahan antara drive dan need seperti yang diungkapkan oleh Murray. Bagi Adler hanya ada satu dorongan, yakni dorongan untuk superior sebagai usaha untuk meninggalkan perasaan rendah diri. Namun perlu dicatat bahwa superior disini bukanlah kekuatan melebihi orang lain, melainkan usaha untuk mencapai keadaan superior dalam diri dan tidak selalu harus berkompetisi dengan orang lain. Superioritas yang dimaksud adalah superior atas diri sendiri. Jadi daya penggerak yang utama dalam hidup manusia adalah dinamika yang mengungkapkan sebab individu berperilaku, yakni dorongan untuk mencapai superior atau kesempurnaan.
             III.            Prinsip Gaya Hidup (Style of Life Principle)
Usaha individu untuk mencapai superioritas atau kesempurnaan yang diharapkan, memerlukan cara tertentu. Adler menyebutkan hal ini sebagai gaya hidup (Style of Life). Gaya hidup yang diikuti individu adalah kombinasi dari dua hal, yakni dorongan dari dalam diri (the inner self driven) yang mengatur aarah perilaku, dan dorongan dari lingkungan yang mungkin dapat menambah, atau menghambat arah dorongan dari dalam tadi. Dari dua dorongan itu, yang terpenting adalah dorongan dalam diri (inner self) itu. Bahwa karena peranan dalam diri ini, suatu peristiwa yang sama dapat ditafsirkan berbeda oleh dua orang manusia yang mengalaminya. Dengan adanya dorongan dalam diri ini, manusia dapat menafsirkan kekuatan-kekuatan di luar dirinya, bahkan memiliki kapasitas untuk menghindari atau menyerangnya. Bagi Adler, manusia mempunyai kekuatan yang cukup, sekalipun tidak sepenuhnya bebas, untuk mengatur kehidupannya sendiri secara wajar. Jadi dalam hal ini Adler tidak menerima pandangan yang menyatakan bahwa manusia adalah produk dari lingkungan sepenuhnya. Menurut Adler, justru jauh lebih banyak hal-hal yang muncul dan berkembang dalam diri manusia yang mempengaruhi gaya hidupnya. Gaya hidup manusia tidak ada yang identik sama, sekalipun pada orang kembar. Sekurang-kurangnya ada dua kekuatan yang dituntut untuk menunjukkan gaya hidup seseorang yang unik, yakni kekuatan dari dalam diri yang dibawa sejak lahir dan kekuatan yang datang dari lingkungan yang dimasuki individu tersebut. dengan adanya perbedaan lingkungan dan pembawaan, maka tidak ada manusia yang berperilaku dalam cara yang sama. Gaya hidup seseorang sering menentukan kualitas tafsiran yang bersifat tunggal atas semua pengalaman yang dijumpai manusia. Misalnya, individu yang gaya hidupnya berkisar pada perasaan diabaikan (feeling of neglect) dan perasaan tak disenangi (being unloved) menafsirkan semua pengalamannya dari cara pandang tersebut. misalnya ia merasa bahwa semua orang yang ingin mengadakan kontak komunikasi dipandangnya sebagai usaha untuk menggantikan perasaan tak disayangi tersebut.Gaya hidup seseorang telah terbentuk pada usia tiga sampai lima tahun. Gaya hidup yang sudah terbentuk tak dapat diubah lagi, meskipun cara pengekspresiannya dapat berubah. Jadi gaya hidup itu tetap atau konstan dalam diri manusia.
Apa yang berubah hanya cara untuk mencapai tujuan dan kriteria tafsiran yang digunakan untuk memuaskan gaya hidup. Misalnya, bagi anak yang merasa memiliki gaya hidup tidak disayangi, adalah lebih baik praktis untuk membentuk tujuan semu bahwa kasih sayang baginya tidak begitu penting dibandingkan dengan usaha meyakinkan bahwa tidak dicintai pada masa lalu tidak penting baginya, dan bahwa meyakinkan kemungkinan untuk dicintai pada masa yang akan datang diharapkan dapat memperbaiki peristiwa masa lampau. Perubahan gaya hidup meskipun mungkin dapat dilakukan, akan tetapi kemungkinannya sangat sukar, karena beberapa pertimbangan emosi, energi, dan pertumbuhan gaya hidup itu sendiri yang mungkin keliru. Karenannya jauh lebih mudah melanjutkan gaya hidup yang telah ada dari pada mengubahnya. Mengenai bagaimana gaya hidup itu berkembang, dan kekuatan yang mempengaruhinya, menurut Adler dapat dipelajari dengan meyakini bahwa perasaan rendah diri itu bersifat universal pada semua manusia, dan berikutnya karena adanya usaha untuk mencapai superioritas. Akan tetapi ada karakteristik umum yang berasal dari sumber lain di luar dirinya yang turut menentukan keunikan kepribadian individu, yakni kehadiran kondisi sosial, psikologis, dan fisik yang unik pada setiap manusia. Dikatakan, bahwa setiap manusia mencoba menangani pengaruh-pengaruh itu.
Faktor yang khusus yang dapat menyebabkan gaya hidup yang salah adalah pengalaman masa kecil, banyaknya saudara, dan urutan dalam keluarga. Adler juga menemukan tiga faktor lainnya yang dapat menyebabkan gaya hidup keliru dalam masyarakat dan menyebabkan kehidupan manusia tidak bahagia. Ketiga Pkanak-kanak yang dimanja atau dikerasi, dan masa kanak-kanak yang diacuhkan oleh orang tuanya. Pada anak cacat tubuh, perasaan rendah diri akan lebih besar dari pada anak yang sehat fisiknya.
Biasanya reaksi yang muncul ada yang menyerah pada keadaan dikalahkan oleh lingkungan, akan tetapi ada juga yang berusaha mengkonpensasikannya pada bidang yang jauh dari bakat normal pada orang biasa, misalnya berhasil dalam kegiatan olahraga, kesenian, atau industri. Pada anak cacat mental, menyebabkan masalah yang lebih parah lagi, hal ini disebabkan oleh:
(a) kompensasinya jauh lebih sukar
(b) keragaman kesempatan yang dapat digunakan untuk kompensasi lebih sedikit
(c) tuntutan masyarakat modern lebih menekankan kemampuan intektual ketimbang kerja otot
(d) masyarakat sendiri kadang kurang mau memahami usaha kompensasi orang-orang yang terbelakang mental. Jadi secara umum kondisi sosial dapat membentuk gaya hidup yang keliru sekalipun kondisi fisik dan psikologisnya masih normal.
             IV.            Prinsip Diri Kreatif (Creative Self Principle)
Diri yang kreatif adalah faktor yang sangat penting dalam kepribadian individu, sebab hal ini dipandang sebagai penggerak utama, sebab pertama bagi semua tingkah laku. Dengan prinsip ini Adler ingin menjelaskan bahwa manusia adalah seniman bagi dirinya. Ia lebih dari sekedar produk lingkungan atau mahluk yang memiliki pembawaan khusus. Ia adalah yang menafsirkan kehidupannya. Individu menciptakan struktur pembawaan, menafsirkan kesan yang diterima dari lingkungan kehidupannya, mencari pengalaman yang baru untuk memenuhi keinginan untuk superior, dan meramu semua itu sehingga tercipta diri yang berbeda dari orang lain, yang mempunyai gaya hidup sendiri. namun diri kreatif ini adalah tahapan di luar gaya hidup. Gaya hidup adalah bersifat mekanis dan kreatif, sedangkan diri kreatif lebih dari itu. Ia asli, membuat sesuatu yang baru yang berbeda dari sebelumnya, yakni kepribadian yang baru. Individu mencipta dirinya.
                V.            Prinsip Diri yang Sadar (Conscious Self Principle)
Kesadaran menurut Adler, adalah inti kepribadian individu. Meskipun tidak secara eksplisit Adler mengatakan bahwa ia yakin akan kesadaran, namun secara eksplisit terkandung dalam setiap karyanya. Adler merasa bahwa manusia menyadari segala hal yang dilakukannya setiap hari, dan ia dapat menilainya sendiri. Meskipun kadang-kadang individu tak dapat hadir pada peristiwa tertentu yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu, tidak berarti Adler mengabaikan kekuatan-kekuatan yang tersembunyi yang ditekannya. Manusia dengan tipe otak yang dimilikinya dapat menampilkan banyak proses mental dalam satu waktu. Hal-hal yang tidak tertangkap oleh kesadarannya pada suatu saat tertentu tak akan diperhatikan dan diingat oleh individu. Ingatan adalah fungsi jiwa, yang seperti proses lainnya, tidak bekerja secara efisien. Keadaan tidak efisien ini adalah akibat kondisi yang tidak sempurna pada organ tubuh, khususnya otak. Adler tidak menerima konsep ambang sadar dan alam tak sadar (preconsious dan uncounsious) Freud. Hal ini dianggap sebagai mistik. Ia merasa bahwa manusia sangat sadar benar dengan apa yang dilakukannya, apa yang dicapainya, dan ia dapat merencanakan dan mengarahkan perilaku ke arah tujuan yang dipilihnya secara sadar
             VI.            Prinsip Tujuan Semu (Fictional Goals Principle)
Meskipun Adler mangakui bahwa masa lalu adalah penting, namun ia mengganggap bahwa yang terpenting adalah masa depan. Yang terpenting bukan apa yang telah individu lakukan, melainkan apa yang akan individu lakukan dengan diri kreatifnya itu pada saat tertentu. Dikatakannya, tujuan akhir manusia akan dapat menerangkan perilaku manusia itu sendiri. Misalkan, seorang mahasiswa yang akan masuk perguruan tinggi bukanlah didukung oleh prestasinya ketika di Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah, melainkan tujuannya mencapai gelar tersebut. usaha mengikuti setiap tingkat pendidikan adalah bentuk tujuan semunya, sebab kedua hal tidak menunjukkan sesuatu yang nyata, melainkan hanya perangkat semu yang menyajikan tujuan yang lebih besar dari tujuan-tujuan yang lebih jauh pada masa datang. Dengan kata lain, tujuan yang dirumuskan individu adalah semua karena dibuat amat ideal untuk diperjuangkan sehingga mungkin saja tidak dapat direalisasikan. Tujuan fiksional atau semu ini tak dapat dipisahkan dari gaya hidup dan diri kreatif. Manusia bergerak ke arah superioritas melalui gaya hidup dan diri kreatifnya yang berawal dari perasaan rendah diri dan selalu ditarik oleh tujuan semu tadi. Tujuan semu yang dimaksud oleh Adler ialah pelaksanaan kekuatan-kekuatan tingkah laku manusia. Melalui diri keratifnya manusia dapat membuat tujuan semu dari kemampuan yang nyata ada dan pengalaman pribadinya. Kepribadian manusia sepenuhnya sadar akan tujuan semu dan selanjutnya menafsirkan apa yang terjadi sehari-hari dalam hidupnya dalam kaitannya dengan tujuan semu tersebut.

          VII.            Prinsip Minat Sosial (Social Interest Principle)
Setelah melampaui proses evolusi tentang dorongan utama perilaku individu, Adler menyatakan pula bahwa manusia memiliki minat sosial. Bahwa manusia dilahirkan dikaruniai minat sosial yang bersifat universal. Kebutuhan ini terwujud dalamkomunikasi dengan orang lain, yang pada masa bayi mulai berkembang melalui komunikasi anak dengan orang tua.Proses sosialisasi membutuhkan waktu banyak dan usaha yang berkelanjutan. Dimulai pada lingkungan keluarga, kemudian pada usia 4-5 tahun dilanjutkan pada lingkungan pendidikan dasar dimana anak mulai mengidentifikasi kelompok sosialnya. Individu diarahkan untuk memelihara dan memperkuat perasaan minat sosialnya ini dan meningkatkan kepedulian pada orang lain. Melalui empati, individu dapat belajar apa yang dirasakan orang lain sebagai kelemahannya dan mencoba memberi bantuan kepadanya. Individu juga belajar untuk melatih munculnya perasaan superior sehingga jika saatnya tiba, ia dapat mengendalikannya. Prosesproses ini akan dapat memperkaya perasaan superior dan memperkuat minat sosial yang mulai dikembangkannya.


4.0 Konstelasi Keluarga
Taraf dan peranan seseorang anak dalam sesebuah keluarga akan mempengaruhi perkembangan personaliti seseorang itu semasa dewasa. Konstelasi keluarga adalah sama namun penerimaan psikologi setiap anak2 akan bergantung kepada susunan kelahiran dan layanan yang diterima oleh mereka. Klien akan membentuk personaliti tertentu dalam diri klien dan mempengaruhi kepercayaan klien dalam kehidupan.
                               I.            Anak sulung
Bersifat mengarah kepada adik2 dan menjadi model keluarga. Orang yg sentiasa berada di atas. Bekerja keras untuk mencapai sesuatu dalam kehidupannya. dimanjakan. Disebabkan satu-satunya anak ketika itu.
                            II.            Anak kedua
Perlu bersaing dgn kakak dan abang nya. Sering bertentangan pendapat dengan anak sulung. Berkongsi perhatian dengan kakak dan abangnya
                         III.            Anak tengah
Berasa tersempit dan tidak mendapat layanan yang sepatutnya. Mempunyai pemikiran negatif, mudah terasa hati. Lebih sensitif dan mudah berempati dengan org lain dan merasakan diri perlu bersaing untuk mendapatkan perhatian
                         IV.            Anak bongsu
Dimanjakan oleh ibubapa. Tidak pandai berdikari dan menyelesaikan masalah. Berpeluang meneroka perkara baru. Berpeluang meneroka perkara baru. Merupakan ‘bayi’ kpd ibu bapa walaupun dewasa.


                            V.            Anak tunggal
Mendapat perhatian penuh dalam keluarga. Bersikap sukakan pencapaian. Lebih mahir bergaul dengan org dewasa. Sekiranya kedudukanya tercabar dia akan tergugat dan merasa tidak adil dan sangat sukakan perhatian.

5.0 Matlamat Terapi
Matlamat utama kaunselor melalui terapi individu ini adalah bagi Mendidik klien  dan membantu memperoleh nilai-nilai berdasarkan kepentingan sosial mereka dalam masyarakat. Selain itu, Memberi maklumat, mengajar, membimbing dan memberi galakan kepada klien untuk berubah. Menganalisis dinamik yang terdapat dalam hidup klien dan mengajar klien membuat orientasi semula kepada gaya hidupnya agar klien mencapai perubahan tingkah laku yang sihat.
6.0 Peranan Kaunselor
Kaunselor berperanan membuat dianogsis, menjadi guru dan model kepada klien.Membuat penilaian terhadap gaya hidup klien termasuklah penilaian susunan keluarga, kisah hidup awal, mimpi dan keutamaan yang diberikan kepada klien. Kaunselor berkongsi interprestasi, pandangan, pendapat dan perasaan dengan klien. Kekalkan hubungan terepeutik sepanjang sesi. Menjadi model untuk dorong minat klien dan meningkatkan tahap motivasi klien untuk berubah kearah positif.
7.0 Proses Terapi
        i.            Membina hubungan dan mengekalkan hubungan teraputik
Kaunselor bekerja dengan cara saling mengisi dan klien jadi menambah rasa pertanggung jawaban atas kehidupan mereka. Hubungan ini di dasari oleh rasa peduli, keterlibatan dan persahabatan yang mendalam. Kemajuan terapeutik hanya mungkin apabila tujuan konseling itu ditentukan dengan jelas dan apabila ada keserasian tujuan antara klien dan terapis. Agar bisa efektif maka proses terapeutik itu harus menangani isu pribadi yang oleh klien diakui sebagai signifikan dan inginkan untuk bisa dibahas dan bisa di ubah. Selama proses permulaan ini hubungan dilakukan dengan jalan mendengarkan, memberi tanggapan, menunjukkan sikap, menghormati kapasitas klien untuk bisa berubah dan menunjukkan rasa antusiasme yang jujur. Apabila klien masuk dalam kegiatan terapi pada umumnya mereka tidka percaya bahwa mereka ada kemampuan untuk menangani tugas-tugas hidup. Terapis memberikan dukungannya yang merupakan obat penawar terhadap rasa putus asa dan patah semangat.

      ii.            Analisis dan penilaian
Tahap kedua ini bertujuan untuk memahami gaya hidup klien dan menilai sejauh mana ianya memberikan kesan fungsinya dalam kehidupan. Kaunselor akan meneroka dan membuat interpretasi dalam usaha memahami masalah klien. Penilaian ini juga akan melihat interpretasi klien terhadap diri sendiri dengan sebahagiandaripada andaian-andain salah yang berkaitan dengan interpretasi ini. Kaunselor mesti menjalankan penerokaan berdasarkan beberapa aspek seperti:
a)      Konstelasi keluarga dan susunan kelahiran
b)      Ingatan kisah awal hidup
c)      Mimpi
d)     Keutamaan dalam hidup

    iii.            Kefahaman diri dan celik akal
Kaunselor bantu klien memahami kenapa dia membuat keputusan. Kaunselor boleh menggunakan kemahiran interprestasi untuk mencari makna disebalik kelakuan klien. Kaunselor boleh melakukan pentafsiran berdasarkan maklumat yang diberi iaitu:
a.       Persahabatan: kerjasama,tolak ansur dan hubungan dalam persahabatan
b.      Kasih sayang: pemilihan pasangan,peranan,tanggungjawab dan sikap dalam hubungan
c.       Pekerjaan: keutamaan,kejayaan atau kegagalan yang dihadapi dalam pekerjaan
d.      Kerohanian: kepercayaan dan amalam kerohanian
e.       Pengurusan diri: gaya menangani masalah,penjagaan kendiri dan pembentukan identity

    iv.            Membuat orientasi semula
Lebih berorientasikan tindakan di mana celik akal akan diikuti dengan perbuatan yang mampu membantu klien perbaiki keadaan. Klien melaksanakan alternative baru yang lebih berfungsi untuk menangani kelima lima ‘life-tasks’ tadi. Kaunselor juga harus cabar klien disamping beri sokongan

8.0 Perbezaan teori Alfred Adler dan Sigmund Freud
8.1 Sigmund Freud
Beliau lebih menekankan peringkat tak sedar, separa sedar dan sedar. Menurutnya juga, manusia dimotivasikan oleh dorongan seksual iaitu dirinya sendiri.
8.2 Alfred adler
Adler lebih menumpukan peringkat sedar. Menurut pandanganya, manusia dimotivasikan oleh dorongan social dan interpersonal iaitu masyarakat dan persekitaran.

9.0 Teknik-Teknik Terapi Indvidu Adler
        i.            Kesegaraan (immediacy)
Klien digalakkan menangani masalah yang perlu disegerakan atau masalah yang paling signifikan dahulu.

      ii.            Paradoxical (intention)
Kaunselor msti peka terhadap sebarang cubaan utk menarik perhatian , mendapatkan kuasa, sifat dendam dan kompleks inferior dlm diri klien.

    iii.            Galakan (encouragement)
Kaunselor mengalakkan klien dgn menyokong sebarang usaha atau pemikiran positif yang ditunjukkan oleh klien. Galakan adalah kunci utama utk mencapai piliham hidup yg proaktif.

    iv.            Berlagak ‘seperti’ (Acting ‘as if’)
Klien diarah utk berlagak seperti seorang yg mereka ingin jadi (diri yg idea). Boleh dilakukan secara role play.

      v.            Mencabar (confrontation)
Kaunselor mencabar klien utk mempertimbangan logik peribadi mereka. Lazimnya setelah kaunselor menganalisis cara pemikiran mereka. Didapati mereka mampu mengubah cara pemikiran dan tingkahlaku mereka.

    vi.            Memerangkap diri (cathing oneself)
Klien belajar jd lebih peka terhdap tingkah laku serta pemikiran yg blh memudaratkan diri mereka apabila ianya berlaku. Klien akan memberhentikan tingkahlaku tersebut apabila menyedarinya.


  vii.            Menekat butang (pushing the button)
Klien digalakkan menyedari bahawa mereka mempunyai pilihan utk memilih rangsangan yg ingin diberikan tumpuan. Ini bermaksud klien boleh memilih untuk mengingati pengalaman negatif atau positif. 

viii.            Meludah ke dalam sup (spitting in the cliet’s soup)
Kaunselor menyatakan pemerhatiannya terhadap tingkahlaku maladaptif klien yg dikesan dan menyebabkan klien tidak mendapatkan kepuasan yg diinginkan daripada tingkah laku tersebut.

    ix.            Beri tugasan dan dapatkan komitmen (task setting and commitment)
Klien akan menetapkan  mtlamat jangka pendek yg mampu dicapaikan dan seterusnya menetapkan pula matlamat jangka pjg yg lebih realistik. Kaunselor pula cuba mendapatkan komitmen klien utk melaksanakan tugasan yg dilarang.

      x.            Merumus dan menamatkan sesi
Kaunselor perlu membuat rumusan keseluruhan sesi dan menamatkan sesi tersebut apabila matlamat telah dicapai.
10.0 Aplikasi Teori Dalam Silang Budaya
Teori psikologi individu yg lebih melihat kpd minat social berbanding minat seksual. Hal ini menyebabkannya lebih diterima dalam budaya-budaya lain. Teori ini berdasarkan konsep inferior dan superior yang perlu dilakukan dgn hati-hati. Masyarakat yang lebih suka bersikap rendah hati, berkemungkinan konsep menggapai superioriti dianggap agak keterlaluan, terutama bagi kaum wanita yang berasal dr masyarakat yang kaum lelaki lazimnya lebih superior berbanding wanita. Adler menekankan kpd pembentukan hubungan sama rata, kerjasama dan kemahiran bertanggungjawab ke atas diri sendiri dan org lain serta sikap sokong menyokong sesama individu.
Teori ini meletakkan stereotaip terhadap individu terhadap sususan kelahirannya. Ia mungkin menyebabkan tidak selari dengan latar belakang klien yg berlainan. Ciri-ciri personaliti yg digariskan oleh Adler berdasarkan sussunan kelahiran juga banyak mencerminka personaliti golongan tertentu dlm masyarakatnya sahaja dan tak semestinya dengan golongan individu yang lain. Perkara ini akan menimbulkan kekeliruan kepada klien sekiranya ciri-ciri personaliti dirinya tidak sama seperti yang sepatutnya.

11.0 Kelebihan Dan Kekurangan Teori
        i.            Kelebihan
Teori yg membantu ahli psikologi memahami klien. Tumpuan terhadap kesempurnaan insan melalui minat sosial. Mengubah pandangan am yg berpendapat bahawa manusia lebih cenderung kpd minat seksual kpd yg lbh diterima. Membawa terapi keluar dari kekompong yg sempit
      ii.            Kekurangan
tidak menerangkan kerangka personaliti individu dgn mendalam. Minat sosial tonggak kepada  semua perlakuan tetapi tidak diterangkan secara mendalam. Tidak banyak kajian yg dilakukan utk menyokong teori ini. terlampau banyak maklumat yg nk diterokai.
12.0 Kesimpulan

Alfred Adler merupakan seorang yang dibesarkan pada kota yang sama, situasi dan kondisi yang sama, dan lapangan kerja yang sama dengan Sigmund Freud, bahkan ia awalnya merupakan pengikut setia aliran Freud. Akan tetapi berkat belajar dari pengalamannya dalam menangani pasien, menjadikan ia seorang yang sama terkenalnya dengan gurunya Freud. Walaupun dari substansi teorinya memiliki kontradiksi yang cukup tajam, bahkan perbedaan ini memisahkan hubungan keduannya. Berefleksi dari pengalaman menangani dan mengamati perilaku pasiennya, ia dengan sistematis dan berangsur-angsur mematahkan pendapat Freud tentang perilaku manusia. Berbeda dengan Freud, Adler mempunyai nilai lebih dalam teorinya, yang kami kira mampu menarik banyak simpati kalangan praktisi psikologi waktu itu. Dimana ia menilai manusia sebagai mahluk yang memiliki “power” untuk dapat hidup, walaupun hal itu digambarkan sebagai suatu kompensasi dalam menyembunyikan dan menghilangkan segala kekurangan dalam dirinya. Pendapat ini sepertinya memberikan “pencerahan baru” bagi dunia psikologi yang pada saat itu terdominasi dengan “naluri sexual-nya Freud. Teori psikologi individual Adler ini, memang lebih banyak berupaya menyadarkan manusia, bahwa ia merupakan mahluk yang berdaya dan memiliki rasa sosial yang dalam, sehingga itu pulalah ia dapat “survive” dalam menjalani hidup. Teori ini pula, memiliki kekuatan dalam hal memprediksi perilaku manusia melalui tujuan semu atau akhir dari perilaku yang diperbuatnya, sebagai tujuan akhir yang merupakan gambaran dari diri manusia tersebut. hal ini sangat menarik karena merupakan pandangan yang kami kira sangat positif dan futureristik, dan hal ini tentunya dapat membangkitkan semangat dan gaya hidup manusia dalam melakukan aktiviti

No comments:

Post a Comment